Halaman

Rabu, 30 Oktober 2013

WAWANCARA SEKTOR INFORMAL USAHA KECIL

Tugas softskill semester ini membuat saya untuk membuat sebuah tulisan hasil dari wawancara saya terhadap sektor informal usaha kecil. Kebetulan ada seorang temen saya yang dapat dijadikan narasumber karena teman saya ini sedang mencoba suatu usaha jasa layanan internet sembari meyelesaikan perkuliahan di Universitas Gunadarma. Temen saya ini bernama Cendy Antonio, umurnya 21 tahun, dan berstatus mahasiswa semester 7 jurusan teknik elektro di Universitas gunadarma. Ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan kepada dia tentang usaha yang sedang dia jalani itu. Usaha yang dia jalani adalah usaha layanan pembuatan akun SSH, nama yang dia buat itu “SSH WAS CONNECTION” yang bisa diibaratkan nama dari kios dia, begitu katanya. Usaha yang berjenis usaha jasa internet network ini baru berjalan 2 bulan. Pertanyaan pertama yang saya tanyakan kepada dia tentang usahanya itu “Apa sih SSH itu cen? Masih belum familiar ditelinga rasanya”, dan dengan detail Cendy menjawab “SSH adalah sebuah protokol yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi atau kadang SSH itu cara lain untuk berkomunikasi antar komputer dengan menggunakan protokol Secure Shell yang lebih aman. Nah SSH ini pecahan dari VPS yang bisa digunakan untuk internetan, namun internetan disini tanpa menggunakan atau memakan bandwidth dari pihak operator ISP contoh dari IM3, XL, Smartfren dan lainnya, melainkan bandwidth yang digunakan adalah berasal dari pemilik server dimana server ini dibeli terlebih dahulu. Penggunaan ISP hanya untuk penguat sinyal saja, artinya pengguna internet tetap menggunakan modem dan provider baik GSM atau CDMA, tapi penggunaan GSM atau CDMA ini hanya bersifat meminjam sinyal saja, sinyal ini ibarat sebagai jembatan nih dari lo sebagai pengguna internet ke server tadi yang sebagai penyedia layanan internet, dan untuk pulsa dari provider GSM atau CDMA yang digunakan dalam modem itu sendiri tidak termakan sama sekali. Ini nih yang ngebuat akun SSH untuk internetan jadi lebih murah, unlimited lagi. Dari kegunaan dan kemurahan ini juga yang membuat gue tertarik untuk mengkomersilkan layanan akun SSH ini.” . “Terus cara mulai usahanya gimana cen?” lanjut saya bertanya kepada Cendy, “Awalnya juga gue sebagai pembeli dan pemakai dari akun SSH orang lain, terus iseng-iseng belajar dan cari tahu sendiri tentang SSH, cara penggunaan, sampe cara ngebuatnya sendiri. Setelah gue tahu, yaudah kepikiran aja buat komersilin ini akun. Ya minimal ketemen-temen kelas dikampus, kan lumayan hasilnya buat gue upgrade sepeda (karena gue penyuka sepeda). Sekerang sih Alhamdulillah yang jadi member berbayar ke gue ada sekitar 200 orang, jadinya gue beli server sendiri nih yang ngebuat gue secara otomatis sebagai server untuk 200 orang ini. Untuk harga yang menjadi member macem-macem tergantung server yang dia mau, karena gue menyediakan 3 server dimana masing-masing server punya kelebihan dan kekurangan juga. Server yang gue sediain sih cuma server Indonesia, Singapore, sama USA, server-server itu ya letaknya memang di Indonesia, Singapore sama di USA. Server Indonesia gue hargain Rp. 20.000,-/bulan, kalo server Singapore Rp. 25.000,-/bulan, dan kalo server USA Rp. 20.000,-/bulan. Kalo mau lebih detailnya sih tinggal masuk ke group aja (https://www.facebook.com/groups/WasConnection/)” jawab Cendy sambil merokok. Pertanyaan saya selanjutnya adalah mengenai kesulitan dari usaha itu, dan jawab Cendy “Kesulitannya ya ngajarin user yang masih awam pas lagi pake SSH ini, jadi harus ngajarinnya extra untuk bisa masuk dan menggunakan internet, soalnya beda dari biasanya untuk aktifin dan koneksiin PC, laptop atau gadget lainnya ke internet.”. Dengan penasaran saya juga menanyakan tentang keuntungan yang diperoleh “Nah keuntungan yang didapet berapa emang? Besar ya? hehe…” sambil saya tersenyum. “Untungnya sih masih belum banyak ki, sesuai-lah sama modal gue yang juga ga terlalu besar, tapi lumayan kalo untuk sekedar makan 3 kali sehari mah dari keuntungan jasa ini sih bisa nutup hehe.. tapi ungkin beda kalo misalnya gue beli server yang besar dan bisa nampung member yang banyak, jadi banyak pemasukkan.. hahahaha...” jawab Cendy sambil tertawa. “terus harapannya apa emang dari usaha ini? Dilanjutin terus?” lanjut saya bertanya kepada Cendy sekaligus mengakhiri wawancara. “Makin banyak member dan pelanggan coy, biar makin nambah nih uang saku hahaha…tapi karna awalnya ini usaha iseng-iseng jadi masih belom tau mau dilajutkan terus atau engga, yang penting sih bisa manfaatin waktu sebelum lulus aja, lumayan juga usaha positif yang menghasilkan..hehe…”. Karena Cendy usahanya dibidang jasa tentang layanan internet, dia ga perlu megeluarkan biaya besar seperti buat tempat, cukup dengan laptop yang memang sudah dia punya dan beli server.

Nama                       : Cendy Antonio
Usia                          : 21 tahun
Status                       : Mahasiswa dan Belum Menikah
Usaha Yang Dijalani : Jasa Layanan Internert SSH

Karakteristik Wiraswastawan Dan Penentu Potensi Kewirausahaan

Karakteristik Wiraswastawan
Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata wiraswastawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa wiraswastawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua kelas.
Menurut Mc Clelland, karakteristik wiraswastawan adalah sebagai berikut:
1.      Keinginan untuk berprestasi.
2.      Keinginan untuk bertanggung jawab.
3.      Preferensi kepada resiko-resiko menengah.
4.      Persepsi pada kemungkinan berhasil.
5.      Rangsangan oleh umpan balik.
6.      Aktifitas enerjik.
7.      Orientasi ke masa depan.
8.      Keterampilan dalam pengorganisasian.
9.      Sikap terhadap uang.

Penentu Potensi Kewirausahaan
Karakteristik wiraswastawan sukses dengan nAch tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa sendiri.
1.      Kemampuan inovatif.
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2.      Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity).
3.      Keinginan untuk berprestasi.
n Ach adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewiraswastaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.      Kemampuan perencanaan realistis.
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wiraswastawan.
5.      Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.
Wiraswastawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. N Ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka kea rah tujuan yang ditetapkan.
6.      Obyektivitas
Wiraswastawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewiraswastaannya dengan cara pragmatis.
7.      Tanggung jawab pribadi
Wiraswastawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8.      Kemampuan beradaptasi.
Para wiraswastawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketika wiraswastawan terhambat oleh oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi secara obyektif.
9.      Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Wiraswastawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompotensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien.