Halaman

Minggu, 26 Desember 2010

Apakah Keadilan Sekarang Ini Masih Berasaskan Pancasila Yang Ke-5, Yakni ‘’KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA’’

Sekarang ini banyak sekali terjadi penyimpangan didalam kasus-kasus keadilan, hal ini dikarenakan oleh beberapa factor, yaitu : kekuasaan, derajat dan status social, dan yang paling berpengaruh adalah uang. Uang dapat dijadikan alat kuasa untuk mendapatkan keadilan, yang seharus-nya keadilan itu merupakan hak bagi semua orang, terutama di Indonesia baik dari kalangan atas sampai dengan kalangan bawah. Mereka semua berhak mendapatkan keadilan yang merata, akan tetapi didalam praktiknya keadilan hanya didapatkan oleh orang-orang dari kalangan atas yang memiliki kekuasaaan, jabatan, serta uang yang berlebih. Seperti pada kasus-kasus korupsi dikalangan para pejabat dan petinggi-petinggi yang ada di Indonesia. Jikalau mereka terbukti melalukan tindakan korupsi mereka akan dikurung didalam penjara sama seperti orang yang mencuri lainnya, tetapi yang membuat perbedaannya adalah penjara dan fasilitas yang didapatkan oleh petinggi-petinggi yang terbukti melakukan tindakan korupsi tersebut. Berbeda dengan rakyat biasa yang mungkin hanya mencuri ayam yang seharga Rp 20.000 mereka sampai dipukuli hingga babak belur bahkan kadang oleh aparat keadailan itu sendiri. Tetapi coba kita lihat para petinggi-petinggi kita yang terbukti melakukan tindakan korupsi, mereka bagaikan tamu atau bahkan raja didalam penjara, sungguh sangat ironis dan berbeda sekali. Kita tentu sangat berharap sekali akan adanya keadilan yang secara utuh dan merata bagi semua rakyat Indonesia, dan semoga hal itu terlaksana secepat dan seefisiensi mungkin agar tidak ada lagi penyimpangan-penyimpangan didalam kasus-kasus keadilan.

Penderitaan Seorang Pekerja Rumah Tangga

Saya memiliki seorang pembantu rumah tangga yang bekerja dirumah saya. Dia pernah bercerita tentang pengalaman dia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga ditempat orang lain. Selama bekerja ditempat orang lain itu dia pernah mengalami berbagai macam siksaan sehingga membuat dia tidak betah bekerja dengan dan dirumah orang itu. Dia pernah dipukuli hanya karena pakaian yang dia cuci tidak kering dan masih lembab, padahal dia sudah member alasan bahwa siang tadi tidak ada panas alias mendung dan hujan. Akan tetapi sang majikan tidak ingin tahu menahu, orang itu tetap memukuli pembantu itu. Bahkan yang lebih menderita lagi, pembantu itu hanya diberi makan 2 kali sehari, hal ini tidak sebanding dengan tenaga yang dia keluarkan selama bekerja seharian bahkan hingga larut malam. Akan tetapi Alhamdulillah dia sudah tidak bekerja dengan orang kejam itu lagi dan dia bersyukur telah bekerja dirumah saya yang telah menganggap dia seperti keluarga.