Halaman

Selasa, 08 Maret 2011

Kehidupan PKL

PKL (Pedagang Kaki Lima) adalah suatu bentuk pekerjaan yang familiar dengan golongan masyarakat menengah kebawah. Banyak orang yang memandang sebelah mata akan pekerjaan ini, tapi bagi sekelompok orang yang bergelut dibidang ini, menjadi PKL adalah sebuah tuntutan hidup yang harus disenangi dan jalankan. Setidaknya menurut mereka menjadi PKL lebih baik dibandingkan dengan mencuri, merampok, mengemis, menjual diri atau bahkan lebih halal dibandingkan dengan pekerjaan besar yang mengandung unsur korupsi. Demi bisa mengisi perut dengan sesuap nasi, para PKL rela berjemur ditengah teriknya matahari atau berjibaku dengan derasnya hujan dikala hujan turun demi menjalankan bisnis lapak kaki limanya, tapi inilah yang dinamakan hidup, berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bercanda dan bergurau dengan sesama PKL yang lain sambil menunggu pembeli adalah suatu cara untuk melupakan dan menghilangkan rasa beban hidup sejenak yang terasa sangat berat bagi kelompok ini. Kadang kita tidak tahu bahwa didalam gelak tawanya terdapat kesedihan yang mendalam dalam menjalani getirnya kehidupan didunia ini, tapi mereka tetap menerimanya dengan bijak dan mensyukurinya. Adakalanya PKL mendapatkan untung yang masyarakat menengah keatas tidak cukup besar tapi cukup besar bagi kelompok PKL ini tapi adakalanya juga mereka tidak mendapatkan apa-apa karena sepinya pembeli. Tapi demi mendapatkan untung yang cukup besar bagi mereka itu, para PKL harus membayar mahal dengan penertiban, penggusuran bahkan kadang hingga perkelahian antara PKL dengan SATPOL PP, sungguh sangat ironis sekali.
Mereka sendiri sebenarnya tidak menginginkan hal tersebut terjadi, tapi apalah daya demi menjalankan roda ekonomi keluarga mereka rela hingga berkelahi dengan aparat hokum walaupun mereka sendiri sebenarnya salah karena berjualan ditempat yang seharunya tidak diperuntukan untuk berjualan. Sekali lagi ekonomi menjadi alasannya, mereka tidak sanggup membayar tempat berjualan yang telah ada, dengan modal yang kecil dan hasil yang kecil pulalah mengapa mereka lebih memilih berjualan dipinggir jalan dan ditempat yang seharusnya tidak dipakai untuk berjualan karena ditempat-tempat tersebut mereka tidak harus membayar lahan untuk mereka berjualan. Tapi apakah mereka salah melakukan hal tersebut demi bertahan hidup dan menjalankan roda perekonomian keluarga? Jawabannya-pun tidak, tidak ada yang salah dalam kondisi ini, pemerintah-pun melakukan hal yang benar dengan melakukan penertiban para PKL, tapi karena faktor keadaanlah yang membuat semua terasa salah. Para PKL-pun sebenarnya tidak menginginkan menjadi PKL dan berjualan ditempat yang dilarang, tapi karena faktor keadaan ekonomilah yang memaksa mereka melakukan hal tersebut. Menurut saya menjadi seorang PKL jauh lebih baik dibandingkan dengan menjadi pencuri, pengemis dan menjual diri, karena setidaknya mereka berusaha untuk mendapatkan hasil yang halal dan mengurangi pengangguran dan menurut saya juga menjadi seorang PKL jauh lebih terhormat dibandingkan dengan pekerjaan yang besar dan hanya golongan menengah keatas tapi sangat mengandung unsur korupsi, karena menurut saya korupsi itu dapat membuat orang lain menjadi miskin bahkan dapat membunuh beberapa orang lain secara perlahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar